Kontroversi Crystal of Atlan: Game yang Terlalu Pay to Win?
Crystal of Atlan, game MMORPG terbaru besutan Nuverse, baru saja dirilis secara global dan langsung mencuri perhatian para gamer, termasuk di Indonesia.
Dengan grafis memukau bergaya anime dan sistem pertarungan aksi yang dinamis, game ini sempat disebut-sebut sebagai pesaing kuat dari Genshin Impact maupun Tower of Fantasy.
Namun di balik hype dan euforia peluncuran, muncul sejumlah kontroversi terkait gameplay yang mulai ramai diperbincangkan oleh komunitas gamer.
Banyak diskusi di berbagai platform seperti Reddit, Discord, hingga YouTube. Apa saja isu yang menjadi sorotan di game Crystal of Atlan ini? Yuk kita bahas selengkapnya.
Sistem Energi yang Membatasi Kebebasan Bermain
Salah satu poin yang paling banyak menuai kritik adalah sistem energi atau stamina dalam game ini. Banyak pemain merasa kecewa karena sistem ini secara signifikan membatasi waktu bermain harian.
Setiap aktivitas utama seperti dungeon, quest tertentu, dan mode PvE membutuhkan konsumsi energi yang cukup besar.
“Baru main 2 jam, energi sudah habis. Rasanya kayak dipaksa berhenti main,” ujar salah satu pengguna di forum resmi game.
Sistem ini dinilai mengurangi esensi MMORPG sebagai game eksplorasi yang seharusnya memberikan kebebasan kepada pemain.
Model Monetisasi Pay-to-Win?
Kontroversi lain muncul dari sistem monetisasi. Banyak pengguna menyoroti bahwa beberapa item penting hanya bisa diakses secara cepat lewat pembelian dengan mata uang premium.
Meskipun game ini mengklaim sebagai free-to-play, namun elemen kompetitif seperti ranking PvP dan raid boss membuat pemain yang mengeluarkan uang memiliki keunggulan signifikan.
Hal ini menimbulkan anggapan bahwa Crystal of Atlan mulai mendekati model pay-to-win, sesuatu yang kerap dikhawatirkan oleh komunitas pemain MMORPG.
Kontrol dan Performa di Perangkat Mid-range
Keluhan juga datang dari segi kontrol dan performa, terutama pada perangkat Android kelas menengah. Beberapa pemain melaporkan lag, stutter, bahkan crash saat memasuki map padat atau dalam mode multiplayer.
Meskipun Crystal of Atlan sudah menyediakan opsi pengaturan grafis rendah, optimalisasi tampaknya belum sepenuhnya stabil.
Reaksi Developer dan Komunitas
Menanggapi hal ini, pihak developer Nuverse sempat memberikan klarifikasi bahwa sistem energi dibuat untuk menjaga keseimbangan konten harian dan mencegah burnout.
Mereka juga menjanjikan penyesuaian sistem ekonomi dan balancing update dalam patch ke depan.
Sementara itu, komunitas terbagi dua: sebagian menyuarakan kritik keras, sementara sebagian lain tetap menikmati gameplay-nya dengan harapan game ini akan terus berkembang.
Kesimpulan
Crystal of Atlan memang menawarkan pengalaman visual dan mekanik gameplay yang menarik. Namun, kontroversi sistem energi, monetisasi, dan performa menjadi tantangan besar bagi developer untuk mempertahankan loyalitas pemain.
Bila Nuverse mampu menanggapi masukan dengan cepat dan bijak, game ini masih memiliki potensi besar untuk menjadi MMORPG populer dalam jangka panjang.
Post a Comment