Inilah Makna Istinbath dan Bahtsul Masail yang Harus Diketahui

Makna Istinbath dan Bahtsul Masail

Makna Istinbath dan Bahtsul Masail
– Seperti yang kita tahu, rumusan Fiqih sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Sehingga karena perbedaan situasi politik, sosial, dan kebudayaan, sangat tidak memadai untuk menjawab persoalan yang terjadi di era sekarang.

Selain itu, hukum yang ada harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Jika selalu mengandalkan rumusan teks, ditakutkan ada masalah hukum yang tidak terjawab atau Mauquf.

Padahal, bagi ulama me-mauquf-kan persoalan hukum sangat tidak diperbolehkan. Untuk itu, diperlukan “Fiqih baru” yang disesuaikan dengan masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat sekarang.

Sehingga kita perlu kembali ke Manhaj dengan mengambil metodologi, ushul fiqih, serta qawa’id (kaidah fiqih) ulama terdahulu.

Nah, di artikel ini saya akan coba jelaskan makna Istinbath dan Bahtsul Masail yang ada pada hukum NU (Nahdatul Ulama). Jadi, simak sampai tuntas, ya!

Pengertian Istinbath dan Bahtsul Masail

Belakangan istilah Istinbath begitu populer di kalangan NU, pun juga dengan Bahtsul Masail. Banyak orang yang mencari istilah ini karena ingin tahu arti dan maknanya. Tentu saja dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan.

Adapun makna Istinbath adalah (1) mengambil hukum secara langsung sesuai dengan sikap dasar bermazhab, dan (2) memberlakukan secara dinamis nash-nash fuqaha pada konteks permasalahan yang dicari hukumnya.

Jadi, bukan mengambil hukum dari Al-Qur’an maupun Sunnah. Alasannya karena seperti penjelasan di awal, hukum harus disesuaikan berdasarkan perkembangan zaman.

Maksud dari pengertian Istinbath yang pertama cenderung ke arah perilaku ijtihad yang dirasa sangat sulit oleh ulama NU karena segala keterbatasan pada ilmu yang harus dikuasai oleh orang yang melakukan ijtihad.

Sementara pengertian Istinbath yang kedua, semua ulama NU sepakat bahwa pengambilan hukum dirasa lebih praktis karena sudah memahami kitab-kitab fiqih sesuai terminologi yang baku.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan kalau istilah Istinbath tidak populer di kalangan NU, terutama dalam kerja Bahtsu Masa’il karena merasa terbatas dalam ilmu pengetahuan.

Lantas, apa makna Bahtsul Masa’il? 

Bahtsul Masa’il adalah forum yang membahas masalah-masalah waqi’ah melalui referensi kutubul-fuqaha atau kitab karya ahli fiqih. Dalam konteks ini, pada kenyataannya dominasi Mazhab Syafi’i memang terlihat.

Meskipun begitu, NU tidak mutlak menolak pendapat ulama di luar Mazhab Syafi’i. Hal ini dilakukan karena memang para Kiai NU tidak punya referensi di luar Mazhab Syafi’i.

Sebagai contoh kitab Al-Mudawanah dari Imam Malik, Kanzal Al-Wushul dari Bazdawi Al-Hanafi, dan Al-Ihkam fi Ushul Al-Ahkam dari Ibnu Hazm.

Penutup

Artikel ini dikutip dari tulisan KH.MA. Sahal Mahfudz di situs NU dengan penyuntingan pada beberapa kalimat agar lebih mudah dipahami. Tapi secara keseluruhan, saya tidak ada mengubah inti utama pada artikel.

Kalau sekiranya yang saya sampaikan di atas masih kurang jelas, silahkan kunjungi situs NU atau klik di sini. Sekian yang dapat saya sampaikan tentang makna Istinbath dan Bahtsul Masail. Semoga bermanfaat!